Bunga Edelweis
Kalau kamu adalah pendaki gunung, pasti sudah tidak asing lagi dengan bunga edelweis. Bunga dengan nama latin Javanese Edelweis ini memang tumbuh subur di beberapa gunung tertentu. Karenanya barangkali kamu sudah kerap menjumpai bunga yang populer ini.
Keindahan bunga edelweis pun sulit ditandingi oleh bunga lainnya. Tidak heran deh kalau banyak juga yang dengan sengaja memetik bunga ini untuk dijadikan sebagai oleh-oleh dari mendaki gunung. Padahal bunga ini tidak seharusnya dipetik begitu saja, lho.
Kenapa? Nih ada 10 fakta unik dan mengejutkan terkait bunga edelweis yang harus kamu tahu.
Fakta Bunga Edelweis
1. Bunga Edelweis Liar yang Hanya Tumbuh di Dataran Tinggi
Meskipun tergolong sebagai bunga liar, edelweis hanya bisa tumbuh di dataran tinggi dengan ketinggian di atas 2000 meter di atas permukaan laut. Tak hanya itu, kondisi kelembaban udara lingkungan juga menentukan tumbuhnya bunga ini. Karena itulah, bunga ini begitu langka dan unik yang hanya bisa bertahan hidup di habitat tertentu. Bahkan, tidak semua gunung pula ditumbuhi oleh bunga ini. Di antaranya adalah Gunung Papandayan, Gunung Merbabu, Gunung Semeru, dan Gunung Rinjani.
2. Disebut Bunga Abadi
Bunga ini mampu bertahan hingga 10 tahun lamanya, makanya julukan sebagai bunga abadi tak salah kalau dialamatkan ke Edelweis. Hormone etilen bunga Edelweis menjadikannya dapat terus mekar dan tampil menawan selama satu dasawarsa. Karena keabadian itu juga, bunga ini sering disebut-sebut sebagai lambang cinta. Harapannya, kesan romantis terlihat dari kelopak berwarna putih yang terus mekar dengan awet bak cinta sejati.
3. Memiliki 506 Serbuk Sari
Tidak tanggung-tanggung, bunga edelweis memiliki 506 serbuk sari yang berukuran kecil dan berwarna kuning. Serbuk sari tersebut akan ditiup angin untuk penyerbukan dan akan mekar dalam 1 hingga 3 hari. Selain itu, bunga yang pertama kali ditemukan oleh seorang peneliti lingkungan Jerman bernama Georg Carl Reinwardt ini juga membutuhkan tanaman lain untuk tetap bertahan. Hal ini dikarenakan bunga ini memiliki karakter epifit yang membutuhkan hubungan simbiosis dengan tanaman lain agar bisa menyerap nutrisi dan air. Simbiosis dengan jamur mikoriza juga bisa memudahkan Edelweis untuk melebarkan akarnnya.
4. Dapat Bertahan di Tanah Tandus
Hubungan pertemanan dengan jamur mikoriza juga banyak menguntungkan bagi bunga edelweis. Yaitu mampu membuat bunga ini bertahan untuk tumbuh di tanah tandus. Dengan melebarkan akarnya, bunga abadi ini bisa memperluas jangkauan untuk mencari zat hara dalam tanah. Akar-akarnya bisa menyerap mineral dan air yang dibutuhkan untuk bertahan, deh.
5. Mampu Tumbuh Hingga 8 Meter
Ukuran Edelweis memang sangat beragam meskipun kebanyakan yang dijumpai hanya sekitar 1-3 meter. Tapi ternyata bunga ini dapat memiliki tinggi hingga 8 meter jika dalam kondisi yang baik, lho. Semakin spesial lagi deh kalau kamu bisa menemukan bunga dengan tinggi luar biasa tersebut selama pendakian. Wajib kamu tahu, biasanya bunga ini tumbuh pada bulan Agustus-September. Wah sebentar lagi, ya.
6. Bisa Dibudidayakan
Kabar baiknya lagi, bunga cantik ini sedang populer dibudidayakan. Tapi karena keunikannya, hanya di beberapa tempat saja bunga ini bisa tumbuh dan mekar. Di antara tempat pembudidayaan Edelweis adalah Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. Destinasi wisata alam ini menjadi lokasi budidaya dengan metode menanamkan anakan bunga yang tumbuh dari biji dan disebar di dekat bunga induknya. Untuk melakukannya, dibutuhkan pula media tanam berupa tanah liat berkapur dan berpasir dengan derajat keasaman dalam rentang 4-7. Sangat pilih-pilih, deh.
7. Jadi Perangko dan Lagu
Kepopuleran bunga yang menjadi simbol cinta ini telah tersebar ke seluruh dunia. Apalagi setelah Indonesia mengeluarkan perangko dengan gambar bunga Edelweis pada 2003. Selain sebagai perangko, bunga ini pun dijadikan lagu dengan judul “Edelweiss”. Lagunya pun dinyanyikan di dalam film The Sound of Music pada 1965 silam, lho.
8. Edelweis Dilindungi Undang-undang
Jangan sekali-kali memetik bunga edelweis dari habitatnya, ya. beberapa pengelola gunung telah mengeluarkan imbauan untuk tidak memetik edelweis. Selain sebagai kode etik pendakian gunung, bunga ini pun dilindungi dalam undang-undang. Aturan terkait larangan mencabut bunga langka ini secara sembarangan tertuang dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Hayati Ekosistem pasal 33 ayat 1. Tentu saja, kamu bisa terancam hukuman sesuai kalau tidak mematuhinya. Tidak mau, kan?
9. Terancam Mengalami Kepunahan
Meskipun telah dilindungi Undang-undang, bunga ini masih kerap mendapatkan gangguan dari tangan-tangan kotor. Saat ini, populasinya pun sangat berkurang. Menurut catatan yang ada, bermula pada 1998, 636 batang edelweis telah dipetik dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Padahal taman nasional tersebut adalah salah satu tempat perlindungan terakhir bunga abadi ini. Selama 2017 dan 2018, kasus pemetikan bunga ini bahkan terjadi di sejumlah gunung. Di antaranya, lima pendaki Gunung Rinjani memetik edelweis pada Juli 2017 dan pendaki asal Batang juga mencabut bunga edelweis di Gunung Merbabu. Sayang sekali, ya.
10. Tempat Terbaik Melihat Edelweis
Cara terbaik untuk menikmati bunga edelweis memang hanyalah dipandang dari dekat, tanpa dipetik dan dibawa pulang. Kalau kamu ingin menemukan tempat paling direkomendasikan untuk melihat edelweis, Tegal Alun Gunung Papandayan adalah jawabannya. Kawasan seluas 32 hektar ini hampir dipenuhi bunga Edelweis yang bermekaran dengan alami. Selain itu, kamu juga bisa berkunjung ke Alun-alun Suryakencana dan Lembah Mandalawangi di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Hamparan bunga edelweis yang luas pasti bakal memikat pengunjungnya.
Jadi ingat ya untuk tidak memetik bunga Edelweis kalau melihatnya tumbuh bebas di alam. Karena keindahan sejatinya adalah ketika tangkainya bergoyang dihempas tiupan angin, bukan saat dalam genggaman tangan. Untuk menuju ke lokasi tanaman edelweis bermekaran, kamu bisa menyewa mobil agar memudahkan mobilisasi ke lereng gunung lewat Tripcetera, ya. Dapatkan juga paket wisata menarik lainnya khusus untuk kamu.