Alun-alun Bandung – Bagi banyak wisatawan, Bandung selalu memiliki tempat spesial. Sangat sulit untuk menolak sejuta pesona yang selalu siap merangkul turis dari berbagai penjuru. Mulai dari Observatorium Bosscha, Farmhouse Lembang, Kawah Putih, Tangkuban Perahu, Gedung Sate, hingga Mall Paris van Java akan memberikan kesan menyenangkan. Selain itu, masih ada destinasi wisata yang sungguh sayang jika tak dikunjungi.
Terletak di kawasan pusat kota, Alun-alun Bandung adalah spot yang sangat ikonik. Rasanya tak ada yang sulit menandingi daya tarik Alun-alun Bandung jelang matahari terbenam. Dan lagi, hamparan rumput sintetis yang membentang luas akan membuat pengunjung sangat betah. Penasaran mengenai fakta menarik seputar Alun-alun Bandung, simak ulasan Tripcetera berikut, ya!
Sejarah Alun-alun Bandung
Sebelum tampak elegan seperti sekarang, Alun-alun Bandung memiliki sejarah yang cukup panjang. Peruntukan dan penampakannya berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Pada masa kolonial, lokasi Alun-alun Bandung saat ini hanyalah sebagai tempat persinggahan atau pos penggantian kuda pengantar surat. Memang, area tersebut merupakan Gedung Kantor Pos Belanda.
Sebuah catatan sejarah lain menyebutkan kalau kawasan alun-alun didirikan pada tahun 1810. Alun-alun inilah yang dijadikan oleh masyarakat setempat sebagai pusat aktivitas. Tak jarang pula, warga Bandung menyulap sebagai arena pertandingan sepak bola.
Ruang Publik dengan Rumput Sintetis Kualitas Internasional
Tak mengherankan jika Alun-alun Bandung diminati sebagai tempat bercengkerama bagi warga maupun wisatawan. Kawasan seluas 4.000 meter persegi ini berupa hamparan rumput sintetis. Pemilihan rumput sintetis dilakukan karena dapat tahan hingga 10 tahun lamanya meskipun kerap diinjak dengan kaki telanjang.
Jadi, sebelum memasuki area alun-alun, maka kamu perlu menanggalkan alas kaki. Kamu bisa menyimpan alas kaki di tepi alun-alun atau menitipkan di loker Masjid Raya Bandung yang terletak berseberangan. Kamu bisa mengenakan kaos kaki agar mengurangi sengatan panas..
Setelah memasuki kawasan ruang publik ini, kamu bisa menikmati suasana senja di atas rumput dengan nyaman. Pola simetris yang tampak indah dan lembut ini dibuat khusus dari Jepang. Tak hanya itu, alun-alun ini pun memiliki sistem drainase khusus. Dengan adanya sistem tersebut, air hujan tidak akan menggenang terlalu lama di atas rumput sintetis ketika hujan lebat.
Spot Instagramable di Alun-alun Bandung
Di samping rumput sintetis dengan pola estetis, pengunjung bisa pula menemukan taman bunga beraneka warna. Taman tersebut pastinya makin memperindah Alun-alun Bandung dengan rumput yang bergaris-garis unik. Makanya, tak sedikit foto alun-alun yang diambil dari ketinggian untuk mempertegas sisi instagramable spot ini.
Menyaksikan Keindahan dari Menara Masjid Raya Agung
Jika ingin menyaksikan keindahan kota Bandung dari ketinggian, maka kamu bisa naik ke atas Menara Masjid Raya Agung. Selain bisa mengabadikan momen menawan, pengunjung bisa menantang adrenalin karena menara tersebut memiliki ketinggian 81 meter.
Adapun biaya akses menara sangat terjangkau dengan cukup membayar Rp10.000 saja. Dibuka untuk umum, mulai pukul 10.00 hingga pukul 16.00. Jadi, pastikan untuk datang sebelum waktu operasionalnya berakhir.
Naik Bianglala di Pasar Malam
Khusus di malam Minggu, Alun-alun Bandung memiliki penampilan spesial. Pasar malam digelar dan kamu bisa menjajal sejumlah wahana menarik. Di antaranya adalah bianglala yang dihiasi lampu berwarna-warni.
Di balik pesona tersebut, bianglala ini mampu menjadi wahana menantang karena memiliki putaran dengan tempo yang cukup ekstrim. Pemandangan malam di Bandung pun tentu tampak semakin terekspos dari atas bianglala. Sama seperti naik ke menara masjid, biaya naik bianglala pun dapat ditebus dengan tarif Rp10.000. Pasar malam yang berada di seberang alun-alun ini buka mulai pukul 19.00 hingga pukul 24.00.
Dekat dengan Destinasi Wisata Populer
Kalau kamu berkunjung ke Alun-alun Bandung, rugi kalau tidak berjalan-jalan ke sejumlah destinasi wisata di sekitarnya. Di antara objek wisata yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki dari Alun-alun Bandung adalah Museum Konferensi Asia Afrika. Bangunan bersejarah ini akan mengingatkan pada peristiwa bersejarah di tahun 1955. Betapa tidak, interior dan eksterior bangunan ini masih dipertahankan hingga saat ini.
Dengan berjalan kaki kurang lebih 450 meter dari alun-alun, Museum Konferensi Asia Afrika akan dijangkau dalam waktu sekira 5 menit. Tapi ingat, waktu operasional museum ini mulai dari pukul 08.00 sampai pukul 16.00 saja.
Rute Menuju Alun-alun Kota Bandung
Lokasi Alun-alun Kota Bandung sangat strategis karena berada di pusat Kota Bandung. Karena itu, spot wisata urban ini mudah dijangkau dari berbagai fasilitas umum yang menghubungkan transportasi dalam kota, baik stasiun, terminal, maupun bandara.
Jika dari Stasiun Bandung, Alun-alun Bandung dapat ditempuh dengan naik kendaraan bermotor selama 19 menit ke Jalan Asia Afrika. Bagi yang memulai perjalanan dari arah Terminal Leuwipanjang, maka hanya perlu waktu sekira 15 menit untuk ke Alun-alun Bandung dengan melalui Jl. Leuwi Panjang dan Jl. Moch. Toha. Sementara itu, waktu yang dari Bandara Husein Sastranegara ke Alun-alun Bandung sekira 21 menit dengan naik kendaraan lewat rute Jl. Penjajaran.
Itulah sejumlah hal menarik yang perlu kamu ketahui tentang Alun-alun Bandung. Jadi, pastikan untuk berkunjung ke sini kalau kamu sedang berlibur di Kota Kembang. Apalagi, kamu tidak dibebankan biaya tiket masuk. Hanya perlu membayar Rp7.000 hika ingin memarkirkan kendaraan.
Baca Juga : Restoran All You Can Eat Paling Enak di Kota Bandung
Alun-alun ini dapat diakses untuk masyarakat umum selama 24 jam setiap harinya. Namun, sekali lagi, semua pasti sepakat kalau datang pada sore hari sambil bersantai menunggu momen matahari terbenam dari peraduan. Dapatkan juga promo hotel di bandung hanya di Tripcetera. Selamat berjumpa dengan keindahan khas Bandung!