Gedung Sate Bandung

Gedung Sate merupakan ikon kebanggan Kota Bandung. Bangunan yang telah menjadi pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat sejak 1980 ini berlokasi di Jalan Diponegoro No. 22. Meski digunakan sebagai Kantor Gubernur Jawa Barat, Gedung Sate tetap menjadi tempat wisata favorit bagi yang berwisata ke Bandung.

Alasan pelancong berkunjung ke bangunan ini pun beragam. Termasuk karena Gedung Sate memiliki nilai sejarah dan seni yang tidak dimiliki oleh bangunan-bangunan lainnya. Namun, masih banyak fakta-fakta menarik dari gedung ini yang belum diketahui oleh banyak orang. Seperti apa? Berikut adalah fakta seru terkait Gedung Sate.

10 Fakta Gedung Sate Bandung

1. Bukan Tempat Makan Sate

gedung sate bandung
Photo by @aulfadlan via Instagram

Kalau hanya mendengar namanya, kebanyakan orang mungkin akan mengira kalau bangunan ini merupakan warung makan sate atau setidaknya banyak penjual sate di sekeliling gedungnya. Namun, anggapan tersebut salah, ya.

Jadi, penamaan Gedung Sate didasarkan karena adanya struktur ornamen yang mirip dengan tusuk sate di bagian atas gedung. Nah, agar pengucapannya dapat lebih mudah, maka orang-orang setempat pun menyebut pusat pemerintahan ini dengan Gedung Sate.

2. Interpretasi Beragam Tentang Ornamen Sate

ornamen gedung sate bandung
Photo by @echanmoto via Instagram

Ornamen sate yang berada di bagian atap gedung ini ternyata memiliki interpretasi berbeda-beda. Ada yang beranggapan kalau itu bukanlah sate, melainkan jambu air yang berjumlah enam buah. Jambu tersebut memiliki makna lokalitas sebagai perlambang kesuburan wilayah Kota Kembang.

Baca Juga :  Tanjung Benoa Bali, Wisata Watersport Terbaik di Bali Selatan

Adapun enam ornamen tersebut menjadi simbol nominal uang yang digunakan dalam membangun gedung, yaitu enam juta gulden. Tak hanya itu, ornamen tersebut juga dinilai mirip seperti lambang bunga lotus yang tengah bermekaran.

Baca Juga : Ranca Upas: 9 Hal yang Harus Kamu Tahu Sebelum Liburan

3. Memiliki Lorong Rahasia

Bagian paling misterius dari Gedung Sate adalah desas-desus kalau bangunan ini menyimpan lorong rahasia. Jadi penampakan luar yang megah ini dikabarkan memiliki ruang misterius. Katanya, bagian tersebut berupa lorong rahasia yang dapat menghubungkan langsung dengan Kantor Dinas Gubernur Jawa Barat.

Namun, hal tersebut dirahasiakan saat ini karena adanya peristiwa kelam di masa lalu. Konon, pernah ada tawanan yang tewas di area tersebut sehingga menyebabkan penutupan permanen. Pengelola gedung pun sudah tidak mau berkomentar terkait hal tersebut.

4. Sirine Mampu Terdengar Hingga Cianjur

Selain lorong rahasia, keunikan lain dari Gedung Sate ini adalah benda yang menghiasi ruang paling atas Gedung Sate. Di tengah ruangan yang dikelilingi oleh kaca tersebut, terpajang mesin pembunyi sirine. Dulunya sirine kerap digunakan sebagai penanda perang.

Petugas harus turun satu lantai untuk mengoperasikan mesin agar bisa membunyikan sirine tersebut. Tak tanggung-tanggung, bunyi sirine dapat terdengar hingga ke Cianjur, Pangalengan, dan Cicalengka.

Akan tetapi, kini sirine tersebut hanya dioperasikan pada upacara hari kemerdekaan atau peringatan hari nasional lainnya. Daya pancar suaranya pun telah diredam hingga hanya terdengar dalam radius dua kilometer saja.

5. Tugu Serangan Gurhaka

Tugu serangan gurhakha
Photo by @aulfadlan via Instagram

Nilai historis Gedung Sate bahkan telah terasa nyata sejak melangkahkan kaki di halaman depannya. Saat kamu memasuki bagian halaman, kamu akan menemukan sebuah tugu bersejarah.

Baca Juga :  10 Museum di Jakarta yang Wajib dikunjungi

Tugu tersebut merupakan tempat peristirahatan terakhir bagi tujuh pemuda yang gugur saat berjuang melawan tentara Gurhaka. Hal itu diperkuat dengan tulisan pada tugu: “Dalam mempertahankan Gedung Sate terhadap serangan pasukan Gurhaka tanggal 3 Desember 1945, tujuh pemuda gugur dan dikubur pihak musuh di halaman”.

Baca Juga : Dago Bandung, 8 Wisata Hits yang Harus di Kunjungi

6. Bangunan Tahan Gempa

Pembangunan Gedung Sate dipimpin oleh arsitek berkebangsaan Belanda, Ir. J. Gerber. Arsitek itulah yang merancang Gedung Sate dengan menggunakan banyak persendian. Karenanya, gedung ini pun dapat tahan gempa hingga 9 SR. Tidak mengherankan, ya, kalau bangunan ini tetap kokoh hingga saat ini.

7. Hampir Berusia 100 Tahun

Peletakan batu pertama Gedung Sate dilakukan pada tanggal 27 Juli 1920. Sementara itu, pembangunannya baru rampung pada bulan September 1924. Pada saat itu, gedung ini merupakan kompleks induk bangunan utama Gouverments Bedrijven, kantor pusat PTT (Pos, Telepon dan Telegraf), dan Perpustakaan.

Nah, gedung ini pun akan segera berusia 100 tahun dengan tetap utuh. Kekokohan Gedung Sate tak terlepas dari bahan dan teknis konstruksi yang dipakai. Di antaranya, dinding bangunan ini terdiri atas kepingan batu berukuran besar. Bukan batu sembarangan, matu tersebut berasal dari kawasan perbukitan batu di Bandung timur, Arcmanik dan Gunung Manglayang.

8. Dikerjakan 2.000 Tukang

Pembangunan Gedung Sate ternyata mengerahkan pekerja sebanyak tak kurang dari 2.000 orang. Pekerja tersebut termasuk dari tukang kayu dan pemahat batu. Sebanyak 150 orang di antaranya merupakan ahli pengukir batu nisan dan pengukir kayu berkebangsaan Cina. Sementara itu, tukang batu, kuli aduk, dan peladen kebanyakan berasal dari penduduk Kampung Sekeloa, Coblong Dago, Gandok, dan Cibarengkok.

Baca Juga :  Menikmati Sunset di Candi Ratu Boko Jogja

9. Perpaduan Arsitektur Nusantara dan Eropa

Gedung ini pun dirancang dengan menggabungkan unsur arsitektur Nusantara dan Renaissance Eropa. Budaya Indonesia dapat terlihat dari ornament yang menyerupai bentuk candi berundak di bagian tengah fasad. Hal serupa juga terlihat dari bagian menaranya yang bebentuk pura bertingkat-tingkat.

Sementara itu, arsitektur khas Eropa tampak jelas dari pilar yang berdiri di sepanjang koridor utama. Ornamen yang berbentuk lengkungan dengan cukup teratur dan berpola secara berulang-ulang juga mengadopsi gaya Italia. Termasuk pula dengan jendela yang berukuran besar dan atap yang menjulang tinggi. Betapa perpaduan yang sangat menarik, ya.

10. Mengarah ke Gunung Tangkuban Perahu

Kalau kamu mengamati lebih detail, kamu akan sadar kalau arah bangunan ini menghadap ke Gunung Tangkuban Perahu. Kamu bisa naik ke salah satu ruangan kecil di lantai III Gedung Sate untuk menyaksikan daerah sekitar bangunan ini.

Ruang yang disebut ruang menara ini dikelilingi oleh teras yang cukup lebar. Nah, saat berada di sisi utaranya, semakin tampak kalau Gedung Sate mengikuti sumbu poros Utara-Selatan dan sengaja dibangun menghadap Gunung Tangkuban Perahu. Kalau cuaca sedang baik, pengunjung bisa menyaksikan langsung bentuk perahu terbalik yang menjadi karakter gunung dari legenda Dayang Sumbi ini.

Semakin tertarik untuk berkunjung ke Gedung Sate? Apalagi, gedung ini memang merupakan pusat aktivitas warga Kota Kembang karena dekat dengan lapangan olahraga Gasibu.

Pengunjung biasanya meramaikan kawasan ini pada akhir pekan untuk bersantai, berolahraga, ataupun sekadar mengobrol dengan keluarga dan teman-teman. Nah, supaya bisa ke sini, buruan pesan tiket pesawat murah ke Bandung dengan mengakses tripcetera.

Kamu juga bisa mendapatkan penginapan murah terbaik di bandung dengan harga terjangkau lewat tripcetera, ya!

ingin jalan-jalan ke kota bandung? dapatkan rental mobil murah hanya di tripcetera

4.9/5 - (182 votes)